Kemendikbud Dan Komisi X DPR RI Gelar Workshop Pendidikan: Apa Kata Wali Kota Bekasi?

Oleh ulfaNF 16 Des 2021, 19:06:30 WIB Umum
Kemendikbud Dan Komisi X DPR RI Gelar Workshop Pendidikan: Apa Kata Wali Kota Bekasi?

Kota Bekasi – Ketua Komisi X DPR RI, H. Syaiful Huda mendorong pada awal tahun 2022, Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dapat dilaksanakan 100 persen. Pasalnya, Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) sangat tidak efektif dan berdampak pada kompetensi siswa.

 

Pihaknya akan mendorong revisi Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri agar di tahun 2022, PTM bisa dilaksanakan 100 persen.

 

“Anak kelas 6 tapi profil masih kelas 5, anak kelas 8 tapi profilnya masih kelas 7, Learning Loss telah menghinggapi maka mau tidak mau kita harus melakukan akselerasi, salah satunya dengan PTM 100 persen,” kata Huda saat membuka acara di Workshop Pendidikan di Hotel Merapi Merbabu, Rawalumbu, Kota Bekasi pada, Kamis (16/12/2021).

 

Mengenai antisipasi kemungkinan terjadinya gelombang ke-3 COVID-19 pada Bulan Desember mendatang, Huda optimis jika selalu menerapkan prokes ketat dan banyaknya masyarakat yang telah divaksin, gelombang ke-3 tersebut bisa diminimalisir.

 

“Semoga tidak jadi gelombang ke-3, jadi Januari sekolah bisa melakukan PTM 100 persen,” pungkasnya.

 

Hal tersebut pun diamini oleh Wali Kota Bekasi, Dr. H. Rahmat Effendi dalam sambutannya yang diwakili oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Dr. H. Inayatulah, M.Pd

 

Wali Kota Bekasi mengatakan kondisi pandemi covid-19 membuat tenaga pendidik di Kota Bekasi dituntut secara cepat beradaptasi. Pembelajaran Tatap Muka digantikan dengan cara belajar dari rumah, yang selanjutnya dikenalkan dengan konsep PJJ atau SIJALURING (Sistem Belajar Luring dan Daring).

 

“Kalau nasional mengenalkan konsep PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh), tapi di Kota Bekasi kita mengenalkan konsep Sijaluring,” kata Inayatulah saat menyampaikan pesan Wali Kota dihadapan guru-guru se-Kota Bekasi.


 


Inayatulah mengatakan pembelajaran jarak jauh di masa pandemi covid-19 merupakan fase adaptasi. Kelak di masa pasca pandemi, maka sekolah harus mampu melakukan fase transformasi.

 

“Artinya, metode pembelajaran blended learning atau Sijaluring bisa terus dilakukan meski pandemic telah usai. Karena, pembelajaran dengan cara baru ini menjadikan anak-anak dapat beradaptasi dengan berbagai aplikasi pembelajaran online, dan anak-anak menjadi tahu bahwa informasi tidak hanya berasal dari buku saja,” tutup Inayatulah.